Senin, 30 Desember 2013

MERAYAKAN NATAL DI TANAH RANTAU



Tanggal 25 Desember merupakan hari yang di nantikan oleh umat Kristiani di dunia untuk merayakan hari kedatangan atau kelahiran Kristus ke dunia ini. Karena perayaan Natal bagi umat Kristiani merupakan moment bahagia yang penuh sukacita, maka dari itu kebanyakan umat Kristiani di dunia merayakannya dengan berkumpul bersama keluarga untuk merayakannya dan ini sudah merupakan tradisi sejak dulu.  Mulai dari orang tua, pemuda sampai anak-anak pun turut merayakan peristiwa penting ini dalam kebersamaan.
Namun berbeda dengan yang di rasakan oleh Philipus Sivandry, seorang Mahasiswa semester 7 Ilmu Komunikasi FISIP UNDANA yang sudah 3 tahun menjalani Natal tanpa Orang Tuanya yang tinggal di Borong, Manggarai Timur. Walaupun dengan kesendiriannya, jauh dari orang tua, adik-kakak, dan juga keluarga besarnya, ia tetap merayakan hari kelahiran Sang Juru Selamat bersama teman–teman dalam lingkungan kosnya dengan kebahagiaan.
Menurut Philipus atau yang sering di sapa akrab oleh teman-temannya Andry, “Natal adalah saat di mana kita saling berbagi cinta, kasih, dan kebahagiaan dengan orang-orang yang kita cintai. Walaupun suasananya berbeda namun saya masih bisa tetap bahagia karena dapat merayakan Natal dengan teman-teman kos dan juga teman-teman kampus saya yang tidak bisa pulang merayakan Natal bersama Orang Tua mereka di kampung halaman karena tuntutan kuliah. Saat ini saya hanya bisa berkata, arti Natal itu ada dalam diri kita sendiri hanya bagaiman cara kita memaknai arti dari Natal itu”.
Namun demikian, apakah ia benar-benar merasa bahagia merayakannya ? Walaupun ia terlihat senang karena bisa merayakan Natal bersama teman-temannya yang senasib, namun dalam hati kecilnya ia tetap merindukan saat-saat merayakan Natal bersama Orang Tua dan Saudara-Saudarinya yang jauh di seberang. “Memang sudah 3 tahun berturut-turut saya merayakan Natal hanya bersama dengan teman-teman kos saya, dan saya merasa bahagia dan juga merasakan adanya kedamaian dalam hati ini. Namun dalam hati kecil ini saya merasakan ada kebahagian yang kurang karena suasana Natal di tanah rantau berbeda dengan suasana Natal di tempat kelahiran. Karena kata orang, beda tempat beda juga suasananya”.
Lagu Natal Di Dusun yang di bawakan oleh Charles Hutabarat sepertinya tepat untuk menggambarkan apa yang di rasakan oleh Andry selama 3 tahun ini. Bagaimana tidak, sudah lama ia meninggalkan kampung halamannya untuk menuntut ilmu di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNDANA Kupang dan tentunya kerinduannya untuk mengulang kembali kenangan-kenangan indah ketika merayakan Natal di kampung halaman sudah sangat ia rindukan.
Kebahagiaan sebenarnya dalam Natal dapat kita rasakan ketika bersama orang-orang yang kita cintai dan sayangi yakni Orang Tua dan Saudara-Saudari kita. Karena Natal adalah saat di mana kita saling berbagi cinta, kasih sayang dan kebahagian dengan orang-orang yang paling kita cintai.
Natal adalah hari sukacita bagi umat Kristiani di dunia karena pada hari Natal, kita dapat berkumpul dengan orang-orang yang kita sayangi. Kita bisa merayakan Natal bersama, pergi ke Gereja bersama, berdoa bersama pada malam Natal dan jalan selamat bersama keluarga yang kita cintai dan sayangi. Namun, tak selamanya kita bisa merayakan Natal bersama orang-orang yang sangat kita cintai dan sayangi karena adanya berbagai faktor. Yakni, tuntutan masa depan, masalah kerja dan sebagainya. Tapi, kita harus tetap percaya karena di mana pun kita berada, arti Natal itu akan selalu ada dalam hati kita sendiri. Yang bisa kita lakukan ketika berada di tanah rantau yaitu panjatkan Doa kepada yang Maha Kuasa agar semua keluarga kita di manapun berada senantiasa di berkati selalu.
Akhir kata, Selamat hari Natal 2013 dan Selamat Menyambut Tahun Baru 2014. Tuhan selalu menyertai kita di mana pun kita berada.


Penulis : Richard Manafe

Tidak ada komentar: