Tanggal 25 Desember
merupakan hari yang di nantikan oleh umat Kristiani di dunia untuk merayakan
hari kedatangan atau kelahiran Kristus ke dunia ini. Karena perayaan Natal bagi
umat Kristiani merupakan moment bahagia
yang penuh sukacita, maka dari itu kebanyakan umat Kristiani di dunia
merayakannya dengan berkumpul bersama keluarga untuk merayakannya dan ini sudah
merupakan tradisi sejak dulu. Mulai dari
orang tua, pemuda sampai anak-anak pun turut merayakan peristiwa penting ini
dalam kebersamaan.
Namun berbeda dengan
yang di rasakan oleh Philipus Sivandry, seorang Mahasiswa semester 7 Ilmu
Komunikasi FISIP UNDANA yang sudah 3 tahun menjalani Natal tanpa Orang Tuanya
yang tinggal di Borong, Manggarai Timur. Walaupun dengan kesendiriannya, jauh dari
orang tua, adik-kakak, dan juga keluarga besarnya, ia tetap merayakan hari kelahiran
Sang Juru Selamat bersama teman–teman dalam lingkungan kosnya dengan
kebahagiaan.
Menurut Philipus atau
yang sering di sapa akrab oleh teman-temannya Andry, “Natal adalah saat di mana
kita saling berbagi cinta, kasih, dan kebahagiaan dengan orang-orang yang kita
cintai. Walaupun suasananya berbeda namun saya masih bisa tetap bahagia karena
dapat merayakan Natal dengan teman-teman kos dan juga teman-teman kampus saya
yang tidak bisa pulang merayakan Natal bersama Orang Tua mereka di kampung
halaman karena tuntutan kuliah. Saat ini saya hanya bisa berkata, arti Natal itu ada
dalam diri kita sendiri hanya bagaiman cara kita memaknai arti dari Natal itu”.
Namun demikian,
apakah ia benar-benar merasa bahagia merayakannya ? Walaupun ia terlihat senang
karena bisa merayakan Natal bersama teman-temannya yang senasib, namun dalam
hati kecilnya ia tetap merindukan saat-saat merayakan Natal bersama Orang Tua
dan Saudara-Saudarinya yang jauh di seberang. “Memang sudah 3 tahun
berturut-turut saya merayakan Natal hanya bersama dengan teman-teman kos saya, dan
saya merasa bahagia dan juga merasakan adanya kedamaian dalam hati ini. Namun
dalam hati kecil ini saya merasakan ada kebahagian yang kurang karena suasana
Natal di tanah rantau berbeda dengan suasana Natal di tempat kelahiran. Karena
kata orang, beda tempat beda juga suasananya”.
Lagu Natal Di Dusun
yang di bawakan oleh Charles Hutabarat sepertinya tepat untuk menggambarkan apa
yang di rasakan oleh Andry selama 3 tahun ini. Bagaimana tidak, sudah lama ia
meninggalkan kampung halamannya untuk menuntut ilmu di Jurusan Ilmu Komunikasi
FISIP UNDANA Kupang dan tentunya kerinduannya untuk mengulang kembali
kenangan-kenangan indah ketika merayakan Natal di kampung halaman sudah sangat
ia rindukan.
Kebahagiaan
sebenarnya dalam Natal dapat kita rasakan ketika bersama orang-orang yang kita
cintai dan sayangi yakni Orang Tua dan Saudara-Saudari kita. Karena Natal
adalah saat di mana kita saling berbagi cinta, kasih sayang dan kebahagian
dengan orang-orang yang paling kita cintai.
Natal adalah hari
sukacita bagi umat Kristiani di dunia karena pada hari Natal, kita dapat
berkumpul dengan orang-orang yang kita sayangi. Kita bisa merayakan Natal
bersama, pergi ke Gereja bersama, berdoa bersama pada malam Natal dan jalan
selamat bersama keluarga yang kita cintai dan sayangi. Namun, tak selamanya
kita bisa merayakan Natal bersama orang-orang yang sangat kita cintai dan
sayangi karena adanya berbagai faktor. Yakni, tuntutan masa depan, masalah
kerja dan sebagainya. Tapi, kita harus tetap percaya karena di mana pun kita
berada, arti Natal itu akan selalu ada dalam hati kita sendiri. Yang bisa kita
lakukan ketika berada di tanah rantau yaitu panjatkan Doa kepada yang Maha
Kuasa agar semua keluarga kita di manapun berada senantiasa di berkati selalu.
Akhir kata, Selamat
hari Natal 2013 dan Selamat Menyambut Tahun Baru 2014. Tuhan selalu menyertai
kita di mana pun kita berada.
Penulis : Richard Manafe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar